Thursday 21 July 2016

Pemuja Rahasia

Kalau kata orang banyak jika kita mau sabar, pasti kita akan mendapatkan yang kita inginkan. Namun kata-kata itu tidak berarti bagiku. Karena aku sudah bersabar menunggunya sampai ajalku tiba, tidakku dapatkan juga apa yang aku mau. Tapi aku tahu, bahwa Yang Maha Kuasa itu adil. Memang aku tidak mendapatkannya, tapi aku tetap bisa merasakan bahwa dirinya ada didekatku. Dan inilah kisahku.

    

        Aku adalah seorang pelajar menengah atas, hobiku bermain dan merasakan indahnya dunia dengan sisa umurku yang tak lama lagi. Namaku adalah Deo Rizky Ramadhan, nama yang begitu indah ini diberikan oleh almarhum kakekku. Aku bersekolah disebuah sekolah negri menengah atas diTangerang. Aku memiliki seorang sahabat, dan namanya adalah Aditya Putra. Kami merasakan segala keindahan dunia dengan sisa umurku bersama-sama. Dan tak ada yang tahu tentang penyakit yang kualami kecuali dia sahabatku.


          Aku sudah mengaguminya sejak lama, dan aku rutin memberikannya surat ucapan selamat pagi beserta bunga yang masih segar itu. Memang dia sama sekali tidak mengetahui bahwa aku yang selalu mengaguminya itu, bahkan yang ia tahu tentang surat itu dari sahabatku. Tapi aku tidak pernah berhenti menyayanginya, mencintainya, memujanya, dan mengaguminya dalam diam.
   

       Betapa hancurnya perasaan ini ketika aku mengetahui sahabatkupun menyukainya. Dan beberapa hari ini aku mengirimkan surat yang sedikit menyinggung kedekatan dia dengan sahabatku. Memang ia tidak pernah membalas suratku.


          Belakangan ini kesehatanku mulai turun, nampaknya waktuku sudah tak lama lagi. Dan aku berfikir untuk memberitahu semua rahasia tentang diriku pada dia wanita yang aku inginkan. Aku mulai menulis surat tentang indentitas diriku yang sudah lama mengaguminya karena waktuku didunia ini hanya tinggal menghitung hari. Namun kurasa salah jika aku memberitahu tentang diriku yang sudah tak lama lagi. Dan belakangan ini sahabatku mulai dapat berbincang panjang lebar dengannya. Setelah melihatnya dekat dengan sahabatku, aku berfikir dan mungkin ini yang terbaik jika aku membuka identiasku kepadanya. Dan akhirnya aku beritahu semua tentang surat itu, namun kukirimkan surat itu melalui sahabatku dan mungkin ini surat yang terakhir yang bisa kukirimkan.


          Denyut jantungkupun melemah, tubuhku selalu terbaring dan tak bisa bangun kembali. Pada saat itu dia sahabatku bertanya meminta saran kepadaku, bahwa ia sahabatku ingin menjadikan dia wanita yang kuinginkan menjadi kekasihnya. Dan kusarankan agar cepat jadikan dia wanita yang kuinginkan menjadi kekasihnya. Tak sampai kuping ini mendengar kabar baik darinya, malah kabar buruk yang kuterima darinya. Dia sahabatku mengalami kecelakaan dalam perjalanan kerumah dia wanita yang ingin dijadikannya kekasihnya. Dan kudengar juga bahwa dia sahabatku mengalami cacat mata dan kemudian buta tak bisa melihat dunia dan tak bisa melihat dia wanita yang ingin dijadikan kekasihnya.


          Aku dengan rela menyumbangkan mataku untuk dia sahabatku agar dapat dengan cepat menjadikan dia wanita yang ingin dijadikan kekasihnya. Dan surat yang telah lama kusimpan yang berisi semua tentang identitas diriku dikirimkan oleh sahabatku.



          Aku-pun gugur, suratku pun sudah diterima, sekarang sudah tidak ada lagi deo yang dulu menjadi pemuja rahasia. Semua tentang diriku sudah diketahui olehnya. Aku berharap semoga wanita yang ku puja dulu bisa mendapatkan orang lebih baik dariku. 





Tangerang, 6 September 2015
Riyandi Adityana.

No comments: