Kalau kata orang banyak jika kita mau sabar, pasti
kita akan mendapatkan yang kita inginkan. Namun kata-kata itu tidak berarti
bagiku. Karena aku sudah bersabar menunggunya sampai ajalku tiba, tidakku
dapatkan juga apa yang aku mau. Tapi aku tahu, bahwa Yang Maha Kuasa itu adil.
Memang aku tidak mendapatkannya, tapi aku tetap bisa merasakan bahwa dirinya
ada didekatku. Dan inilah kisahku.
Aku
adalah seorang pelajar menengah atas, hobiku bermain dan merasakan indahnya
dunia dengan sisa umurku yang tak lama lagi. Namaku adalah Deo Rizky Ramadhan,
nama yang begitu indah ini diberikan oleh almarhum kakekku. Aku bersekolah
disebuah sekolah negri menengah atas diTangerang. Aku memiliki seorang sahabat,
dan namanya adalah Aditya Putra. Kami merasakan segala keindahan dunia dengan
sisa umurku bersama-sama. Dan tak ada yang tahu tentang penyakit yang kualami
kecuali dia sahabatku.
Aku
sudah mengaguminya sejak lama, dan aku rutin memberikannya surat ucapan selamat
pagi beserta bunga yang masih segar itu. Memang dia sama sekali tidak
mengetahui bahwa aku yang selalu mengaguminya itu, bahkan yang ia tahu tentang
surat itu dari sahabatku. Tapi aku tidak pernah berhenti menyayanginya,
mencintainya, memujanya, dan mengaguminya dalam diam.
Betapa
hancurnya perasaan ini ketika aku mengetahui sahabatkupun menyukainya. Dan
beberapa hari ini aku mengirimkan surat yang sedikit menyinggung kedekatan dia
dengan sahabatku. Memang ia tidak pernah membalas suratku.
Belakangan
ini kesehatanku mulai turun, nampaknya waktuku sudah tak lama lagi. Dan aku
berfikir untuk memberitahu semua rahasia tentang diriku pada dia wanita yang
aku inginkan. Aku mulai menulis surat tentang indentitas diriku yang sudah lama
mengaguminya karena waktuku didunia ini hanya tinggal menghitung hari. Namun
kurasa salah jika aku memberitahu tentang diriku yang sudah tak lama lagi. Dan
belakangan ini sahabatku mulai dapat berbincang panjang lebar dengannya.
Setelah melihatnya dekat dengan sahabatku, aku berfikir dan mungkin ini yang
terbaik jika aku membuka identiasku kepadanya. Dan akhirnya aku beritahu semua
tentang surat itu, namun kukirimkan surat itu melalui sahabatku dan mungkin ini
surat yang terakhir yang bisa kukirimkan.
Denyut
jantungkupun melemah, tubuhku selalu terbaring dan tak bisa bangun kembali. Pada
saat itu dia sahabatku bertanya meminta saran kepadaku, bahwa ia sahabatku
ingin menjadikan dia wanita yang kuinginkan menjadi kekasihnya. Dan kusarankan
agar cepat jadikan dia wanita yang kuinginkan menjadi kekasihnya. Tak sampai
kuping ini mendengar kabar baik darinya, malah kabar buruk yang kuterima
darinya. Dia sahabatku mengalami kecelakaan dalam perjalanan kerumah dia wanita
yang ingin dijadikannya kekasihnya. Dan kudengar juga bahwa dia sahabatku
mengalami cacat mata dan kemudian buta tak bisa melihat dunia dan tak bisa
melihat dia wanita yang ingin dijadikan kekasihnya.
Aku
dengan rela menyumbangkan mataku untuk dia sahabatku agar dapat dengan cepat
menjadikan dia wanita yang ingin dijadikan kekasihnya. Dan surat yang telah
lama kusimpan yang berisi semua tentang identitas diriku dikirimkan oleh
sahabatku.
Aku-pun
gugur, suratku pun sudah diterima, sekarang sudah tidak ada lagi deo yang dulu
menjadi pemuja rahasia. Semua tentang diriku sudah diketahui olehnya. Aku
berharap semoga wanita yang ku puja dulu bisa mendapatkan orang lebih baik
dariku.
Tangerang, 6 September 2015
Riyandi Adityana.
Riyandi Adityana.
No comments:
Post a Comment